20090416

the highway.

*maaf jika ia agak merepek dan tidak berapa relevan.ia ditulis secara random pada jam 1 pagi kerana virus kebosanan datang menyerang :) harap maklum*

One.

Kadang kadang bila kita pikir semua akan okay okay saja.tika itulah masalah datang menjelma.tapi yang optimistic akan terus melangkah ke depan tanpa memikirkan apa apa lagi.malas rasanya.kedepan lebih baik.

“kita mahu ke mana?”
“kemana sajalah.”

Suara suara datang berbisik ke telinga disaat kita bingung.ada yang menjeritkan hasutan.ada pula suara insaf insafan.mana yang mahu kita pilih? Yang hitam atau putih? Atau kita ikut hati dan bukan otak misalnya.perjalanan merupakan sesuatu yang indah.apalagi bila kita bersama yang sekepala dengan kita.juga senasib.perjalanan lebih penting dari tujuannya.perjalanan tanpa hala tuju lebih menenangkan.

“nabil.bagi sikit rokok.”
“ish Li.kau tak padan betina rokok lagi banyak dari aku.”
Li menyengih. “fik mana?” tanyanya.nabil menunjuk kearah semak.
“kencing.”
“oh.” Lantas melabuhkan badannya ke atas atap kereta.sementara nabil masih berteleku.fik datang seusai membuang air kecil dibelakang semak barusan.mereka kelihatannya capek.mereka tiga sekawan yang hidupnya agak kusut.semua punya masalah tersendiri.perjalanan ini merupakan tiket buat mereka lari dari kenyataan.

“apa kau akan buat bila kau ada 3 hari saja lagi untuk hidup?”tanya li.
Fik dan nabil saling berpandangan.kemudian menoleh ke arah li pula yang sedang leka bermain asap rokok yang dikepulkan dalam mulut.

“asal kau tanya soalan pelik?”
“saja.jawab ajelah.”
“aku nak makan puas puas.”jawab nabil.
“aku nak buat seks.”fik pula ikutan menjawab.
“bodoh!” teriak nabil dan li serentak.ketiga tiga mereka terbahak.
“kau li?” tanya fik kembali.
“aku? Aku nak rokok sampai puas.”

“lihat.dari jawapan kita saja.sah kita tak ada gol dalam hidup.” Kata nabil.sambil menekan nekan butang handphonennya.main game.
“sebab tu orang tak lekat dengan kita.”li bersetuju.fik bangkit.
“budak tak guna yang tengah cari kebahagian.kan?” katanya.

“kalau menurut korang.cinta itu apa?”.li mengajukan soalan lagi kepada dua teman baiknya.

“cinta tu tahi.” Suara fik jadi lantang.nabil dengan tenang berkata “cinta macam chewing gum.”
“chewing gum?” li dan fik pelik.
“yela.chewing gum bila kunyah lama lama kena buang juga.”
“oh.selama aku hidup.macam tu ah cinta aku rasa.chewing gum.” Kata li.fik memandangnya. “macam mana kalau ada cinta yang macam cotton candy datang kat kau?” tanyanya pada li.
“maksud kau?”
“kalau kau makan cotton candy dia terus meresap kat lidah kan?”
“yang akan terus kekal sampai bila bila?”
“yup.”
“aku akan terajang dia jauh jauh.”nabil menyampuk.
“diam ah babi.”
“aku akan jaga dia betul betul.lebih dari diri aku sendiri.” Jawab li sambil tersenyum pada fik.fik senyum balik dan mengangguk.

“kenapa tanya?”
“nothing.”


Two.

Persahabatan adalah anugerah.ada yang bilang ia lebih hebat dari cinta.kerana ia hubungan yang paling tulus.tak kira laki laki atau perempuan.ia macam misteri.tak tahu apa kelebihan persahabatan ini hinggakan ia bisa jadi begitu spesial.hanya sahabat sejati yang dapat menilai itu.yang dapat menjelaskan itu pada orang lain yang pingin tahu.

“kita kat mana dah ni?”
“ipoh.nak check in.penat ah.”
“okay.”

Mereka tiba disebuah hotel cina.hotel murah.katilnya sudah cukup besar buat mereka bertiga sahaja.bajet pula cukup setakat dua hari.dengan penat lelah mereka masuk kedalam bilik.tanpa memikirkan apa apa.ketiganya sekali membabaskan diri ke atas katil.lantas jatuh ketiduran.lena sekali.keesokkan harinya mereka terjaga pada jam 2 setengah petang.

“wey li.hidung kau berdarah.” Kata nabil.dengan pantas mencapai tisu. tolong mengelapkan darah merah yang sedang mengalir itu.

“thanks.” Ucap li.
“kau sakit ke?”

li membisu. “rokok aku mana?” cuba untuk menukar topik.
“dalam beg aku.” Nabil layankan saja.

“kau sakit?” fik kebetulan memasang telinga tadi.
“cis.intip orang.” Sampuk nabil.
“kau sakit ke?” tanyanya lagi.li dengan selamba menonong keluar kamar dengan senyuman dimuka.

“aku tak suka bila dia senyum macam tu.”kata fik pada nabil.nabil terbahak. “kejar ah dia.” Katanya.nabil lakukan seperti yang disuruh.pergi mendapatkan li. “oi li.kau memang sakit?” soalannya sama saja dari tadi.

“lukimia.”
“serius?”
“ya.”

Nabil dibelakang terdengar.air mata jantannya keluar.fik memeluk kuat tubuh li.nabil datang memeluk juga.
“korang janganlah sedih.aku belum nak mati lagi.”

Perjalanan mereka diteruskan petang itu.cuaca panas panas suam tepat sekali untuk bermain layang layang.

“kau nak main layang layang?”
“kita buatlah pakai daun.”
“daun?what the hell sial.boleh ke?”
“boleh ah.”

Li terjun keluar dari kereta dan terus memetik daun besar yang dari tadi sudah dia perhatikan.dengan menggunakan daun besar bersama ranting.dia berjaya bikin layang layang.nabil ambil marker di tas lalu menconteng nama mereka bertiga di atas daun buatan li.

“nabil li fik selamanya.”

Layang layang itu terbang agak tinggi.apabila sampai ke puncak.ia terlepas dari tali dan terbang entah kemana.

“manalah daun kita pergi ye?” tanya li.
“dia pun ada perjalanan.” Kata fik.mereka bertiga mengepit pinggang masing masing seraya melihat daun itu pergi.makin jauh.hingga disuatu saat.tak kelihatan lagi.

“jom pergi.”
“jom.”


Three.

Senja begitu indah.hingga malam mereka nongkrong di tasik lama itu.lantas kunang kunang mampir berokestra dihadapan mereka.

“kamera cepat ! kita amik gambar.” Teriak fik.nabil cepat cepat menguis nguis kedalam tas.li biasalah.merokok.snap snap! Macam macam gaya mereka ragakan bila bergambar.selenga saja asalkan cantik.itulah mereka.dari dulu hingga kini.

“adoi rokok aku habis.kau punya pasal ah li.” Fik meleter kecil.li sengih sengih. “kang aku beli ah.kecoh je.” Cuba tenangkan fik.

“oi.bulan tu bukan main besar lagi.datang ah sini.”nabil memanggil.fik dan li berjalan sambil mata melekat pada bulan itu.lantas berteleku disisi nabil.

“cantik sial.”
“biasa lelaki suka samakan perempuan dengan bulan.” Kata li.
“kau nak aku kata kau macam bulan tak?” nabil mengacah.li tertawa kecil. “nak nak.” Katanya.
“natalia izwin.cantiknya bagai bulan besar ini.” Nabil bersungguh.
“tak romantik ah ayat lu macha.”
“habis kau nak macam mana lagi?”
“bagai pungguk merindukan bulan !” fik pula memberi ide.
“itu peribahasa ah bodoh!”
“okay ah tu.ada gak irama.”
“banyaklah kau.”
Li tak tahan melayankan kedua temannya itu.mereka membikin dia gembira.

Kawan yang jadikan kita gembira.kawan yang jadikan kita kuat.kawan jugalah yang bikin kita terus hidup.mereka bagai coli wanita.fik dan nabil adalah coli bagi li.sentiasa dekat samanya.

Perjalanan mereka tak terhalang oleh apapun.mereka bahagia.

Hingga sekarang.masih ada.itulah aku.natalia izwin.sama temanku taufik imran dan ahmad nabil.masih ada dan punya keluarga sendiri sekarang.tapi perjalanan kami tak pernah terhenti.alam baru inilah perjalanan kami.budak tak guna yang sedang cari bahagia itu rupanya sentiasa miliki bahagia.cinta yang diibaratkan cotton candy oleh fik kita sudah diraih ketiga belangkas ini.

Persahabatan adalah anugerah.dan ia punya aku.

Setan bisa saja merobek akal manusia.
Cinta bisa saja bikin kawan jadi lawan.
Wang bisa saja merubah perangai seseorang.
Tapi nabil li fik akan tegar jadi diri sendiri.

NABIL LI FIK SELAMANYA.